Sabtu, 10 Mei 2014

Cintaku

Jamahlah rinduku yang tertuang di lepas malam ini.
Hirup wangi cinta yang semerbak mewangi mengiringi rindu.
Bayang wajahmu menghiasi relung hatiku.
Mewarnai sukma pemandangan jiwa.

Rasa yang dulu terkubur ntah dimana.
Kini bangkit.
Khayalku tak mampu menerka mengapa itu bisa terjadi.
Aku hanya tahu, aku cinta kamu.

Jalinan cinta kita yang suci tanpa noda.
Terhiasi bulir-bulir kenangan indah.
Bersama kita lewati jalan romansa ini.
Taklukkan halang rintang yang setia menemani.

Rembesan hujan tadi menjadi saksi bisu.
Kecupan hangat kuhaturkan untuk menenangkan hatimu.
Menyalurkan cinta.
Menawarkan keraguan hati.

Dengarkanlah bisik hatiku.
Pahamilah bisik hatiku.
Rasakanlah bisik hatiku, dan
Sambutlah bisik hatiku.

Bersama kita tanam benih cinta ini.
Menuai bersama ketika semi datang.
Bertahan saat gugur menyapa.
Mendinginkan ketika panas menyentuh, dan
Menghangatkan saat dingin memeluk.

Ketika ragu menghampiri.
Percayalah aku akan menyeka keraguan itu.
Ketika luka menggoresmu.
Percayalah aku yang memegang penawar luka itu.

Ketahuilah,
Mengertilah,
Tetapkanlah, bahwa
Love = Cinta . . 

Kerinduan


Adalah rindu yang kini ada di benak ku
semacam perasaan ingin bertemu kamu
dan tak ada penawar selain kamu
kucoba hentikan namun tak kuasa

Kalbu yang besekongkol dengan mata
tak bisa kubohongi dengan hanya memandang foto mu
kalbu yang bersekongkol dengan telinga
tak bisa kubohongi hanya dengan mendengar telfon mu

adakah hari esok akan datang membawamu?
beserta matahari kau muncul mengawali hari ku?
sebelum ku pejamkan mata,
ku ucap doa pada Tuhan ku
Agar dipertemukan denganmu segera 
dalam keadaan yang diridhoi-Nya

Rasa Rinduku

kau mengajariku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
merengkuh rasa takut tanpa perlu susut
ku terdiam dan terbangun dari ilusi
namun aku tak memilih untuk pergi
aku merindukanmu
disaat aku merasakan kesepian
aku merindukanmu ketika
aku terbangun dari ilusiku
aku merindukanmu ketika
aku teringat akan sapa lembutmu

Jumat, 18 April 2014

Dalam kesendirianku


Alunan angin tak mampu mengusir sepiku,
Buaian rumput jua tak mampu menidurkanku,
Kesendirian yang semu membuatku merindu,
Yang tak termimpi menjadi sesuatu.
Memang kusadari,
Rangkaian peristiwa yang menepi,
Menyentuh sanubari hati,
Dan meninggalkan jejak yang berseri.
Hanya waktu yang tahu,
Mengapa ramai siang membuatku gelisah,
Mengapa hening malam membuatku galau.
Ini sekedar curahan pena,
Menuangkan hati lewat tinta,
Tapi ini adalah nyata,
Setiap saat memang selalu bermakna.
Senang riang galau dan sedih,
Hanyalah perputaran kejadian belaka,
Semua tergantung pilihan kita,
Ikhtiar atau takdir.
Aku memilih berpikir dan berusaha,
Aku memilih menulis dan berbicara,
Aku memilih diam dan bergerak,
Aku memilih hening dan bersukacita,
Aku memilih bahwa aku harus memilih.